Eskatologi dalam Alkitab(PL)



BAB I
PENDAHULUAN

Pemahaman yang sedang berkembang saat sekarang ini di kalangan gereja(jemaat dan gembala/pemimpin jemaat) bahwa eskatologi adalah zaman di mana penghakiman terakhir(kiamat), Yesus Kristus datang kali yang kedua. Hal itu pun dapat diterima, namun apakah eskatologi memang mengarah pada hari kiamat?Hal ini dapat kita bandingkan dengan kalimat di gereja di Nias “Luo safuria” yang dipahami sebagai kiamat/akhir zaman yaitu kedatangan Kristus yang kedua kali. Harapan gereja(orang Kristen khususnya di Nias) bila tiba saatnya “Luo safuria” mereka berharap menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan oleh Allah. Terlepas dari perkembangan paradigma kekristenan tentang eskatologi, sepintas dalam tulisan ini meninjau kata eskatologi secara etimologi.
Secara etimologi, Eskatologi berarti akhir zaman.Yang diambil dari kata Yunani “Eskhaton”.Yang selama ini kata tersebut dipahami sebagai akhir dari peristiwa di dunia ini.Dengan demikian timbul pertanyaan; apakah eskatologi telah terjadi atau masih belum.
Berbicara tentang eskatologi dalam deutro Yesaya tentunya tidak terlepas dari teks Kitab Yesaya serta penulisannya.
Berangkat dari tema pada tulisan ini, Eskatologi dengan pemahaman yang terus berkembang maka penulis hendak menyatakan bahwa eskatologi dalam kitab Deutro Yesaya bukanlah eskatologi sebagaimana dipahami selama ini, namun eskatologi yang lebih menunjukkan gerakan pembaruan.
Dari pada itu, pengharapan orang Kristen dari eskatologi sangatlah besar sebab setiap orang menginginkan hal baru.Kehidupan orang Kristen saat ini sedang dalam pergumulan, baik dari segi iman, ekonomi, kepemmpinan, maupun hubungan sosial dan lain-lain.




BAB II
KONSEP ESKATOLOGI

2.1. Menurut Beberapa Pandangan

Pada bidang keagamaan terjadi kekacauan yang sangat besar.Keadaan moralitas di Yerusalem sangat memprihatinkan, penyembahan kepada YHWH tidak ditekankan lagi dan banyak terjadi sinkritisme dengan agama-agama sekitar.Hal tersebut memaksa agar segera terjadinya pemurnian dalam tubuh bangsa Israel.Selain hal tersebut, mereka yang telah kembali dari pembuangan mengalami krisis keuangan sehingga banyak dari mereka yang berusaha memperbaiki perekonomian diri terlebih dahulu. Dengan demikian pemberitaan yang paling penting demi terwujudnya pemurnian dalam bangsa Israel adalah pembangunan Bait Suci sebagai pertanda akan dimulainya dunia baru.[1]
Menurut arti dalam Wikipedia[2] kata eskatologi merupakan studi tentang nasib manusia pada akhir zaman.Kata "eskatologi" sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, σχατος yang berarti "akhir"; dan λογία, yang berarti “ilmu”. Eskatologi pada umumnya memiliki kaitan arti dengan beberapa istilah dalam Alkitab, seperti: kedatangan kedua Kristus, parousia, penghakiman terakhir, kerajaan seribu tahun. Makna akhir zaman ini dapat dilihat sebagai sebuah penyempurnaan dari apa yang dilakukan oleh Mesias yang datang (Luk. 4:18-21; 10:23-24; Mat. 11:4-5; 13:16-17). Dalam Perjanjian Baru, Kitab Ibrani menekankan bahwa akhir zaman itu sudah disini sekarang (1:2), yaitu dengan hadirnya Kristus pewaris Kerajaan Allah. Juga dikhawatirkan akhir zaman lebih pada penghancuran planet kita ini. Segala sesuatu akan hancur.
Hoekema[3] dalam tulisanya, eskatologi adalah gerakan pembaruan, dari segi nilai moral yang hanya terlaksana bila bangsa Israel bertobat dan kembali menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah.Konsep-konsep tentang eskatologi ini mencakup banyak hal dalam Alkitab misalnya dalam Yoel 2:31 mengatakan “Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.”Menurut Hoekema (2004, hal.11) mengatakan bahwa ayat ini membawa kita untuk memperhatikan konsep eskatologi lainnya yang muncul dalam Perjanjian Lama, yaitu hari Tuhan. Di dalam tulisan para nabi, hari Tuhan sering dimengerti sebagai hari yang akan terjadi dalam waktu dekat ketika Allah menghancurkan musuh-musuh bangsa Israel. Misalnya, Nabi Obaja menyatakan bahwa kehancuran Edom sebagai kedatangan hari Tuhan (ayat 15-16).Akan tetapi, hari Tuhan juga merujuk kepada hari akhir, hari penghakiman dan penebusan akhir.Akan hal ini, dalam tulisan ini lebih melihat eskatologi selalu mengandung makna pembaruan.
C. Hassell Bullock[4] dalam tulisannya mengarahkan pembaca mengerti Deutro Yesaya mengisahkan pembuangan di Babel dan upaya pembebasan oleh raja Koresy. Hal itu ditegaskan dengan sebutan nama Koresy di beberapa bagian kitab ini. Dikaitkan dengan kepenulisan kitab Yesaya. Hassell yang berdiskusi dengan beberapa tulisan seperti dengan Bernard Dhun: yang membagi Kitab Yesaya ke dalam tiga bagian, Torrey: menambahkan pasal 34-35 kedalam pasal 40-66. Tetapi diskusi lain beberapa berkata bahwa kitab Yesaya ditulis oleh para mazhab Yesaya.

2.2.  Dalam Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama dikatakan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu. Tuhan adalah Raja, raja yang besar mengatasi segala allah (Mzm 93:1; 95:3) adalah konsep dasar seluruh agama perjanjian lama (keluaran 15:18; Yes 43:15). Tetapi pemerintahan Allah ditentang dan dilawan. Iblis mengajak manusia untuk memberontak terhadap Allah (kej 3), bangsa-bangsa memuja berhala dan melakukan kejahatan (2 Raja 17:29) dan Israel sendiri mengalami kemunduran rohani dan mereka  dikalahkan oleh musuh-musuhnya.
Perkataan atau istilah Eskatologi tidak ada disebutkan dan ditemukan dalam dalam dunia Perjanjian Lama. Tetapi hakekat tentang eskatologi memang sudah ada, yang dikenal dengan istilah Hari Tuhan ( יהוה יום ). Istilah יום diartikan dengan waktu yang sangat lama sekali, suatu musim tertentu dimana peristiwa luar biasa terjadi, seperti kemakmuran, kejayaan, dan bahkan suatu peristiwa yang merugikan yang mendatangkan bencana.Jadi dapat dikatakan bahwa Hari Tuhan bisa merupakan suatu hukuman dan rahmat/kesenangan.[5]  Zaman Perjanjian Lama kepercayaan yang berkembang dan populer bagi Israel adalah tentang datangnya suatu hari ketika Allah secara dramatis campur tangan melepaskan umat-Nya dan berbagai ketakutan dan penindasan. Biasanya untuk memperingati peristiwa tersebut diadakan perayaan tahunan dengan mengadakan upacara korban, dengan harapan akan menjadi kemakmuran dan kemenangan Israel atas musuh. Dalam pertengahan abad ke-8 sM menyerukan bahwa kemakmuran yang diperoleh Israel adalah dengan pemerasan dan pelaksanaan agama palsu, dan ketikan hari tiba maka akan nyata dan itulah hari penghakiman (bnd. Am. 5:18-27).
Menurut A. Lamorte dan G. F. Hawthorne ”Prophecy” dalam dictionary of teology bahwa nubuat dalam Perjanjian Lama dibagi dalam dibagi  tiga kategori penting. Pertama, nubuat tentang pembuangan bangsa Israel sebagai hukuman Allah terhadap dosa bangsa pilihan itu, namun Allah berjanji untuk memulihkan atau memulangkan bangsa tersebut setelah selesai periode pembuangan. Kedua, nubuat mesianik meliputi kedatangan seorang penebus Israel dan dunia (Yes 52:13-53:12; Mi 5:1-2). Ketiga, Nubuat eskatologis, yakni menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di akhir zaman ketika Mesias datang kembali untuk mendirikan Kerajaan allah dibumi.
Selanjutnya, nubuat dalam Perjanjian Lama dapat dibagi yaitu pertama, yang sudah di genapi meliputi pembuangan Israel ke Asyur 722 SM dan ke Babel 586 SM serta pemulangan kembali bangsa Israel ke tanah perjanjian. kedua, nubuat dalam proses penggenapan  yakni menyangkut restorasi negara israel modern menurut para nabi (9Yes 27:12-13; Yer 31:31; Yeh 37:21). Ketiga nubuat yang belum digenapi yaitu pemulihan secara total tanah palestina bagi bangsa Israel (Yes 27:12-13; Yer 31:1-5; Yeh 37:11-14, penghancuran musuh-musuh Israel, (Yes 17:1-3, Yer 30:11), pertobatan kolektif bangsa Israel Yeh 37:6,10).
Perebutan Yerusalem (586 sM) dan pembuangan Israel Utara dipandang sebagai penggenapan nubuat Amos. Walau demikian, dibalik penghakiman yang diterima suatu hari, yakni pemulihan Israel dan pemerintahan YHWH akan dipulihkan/ditegakkan atas seluruh bumi (Yes. 40).[6]  Soedarmo[7]mengatakan יהוה יום  berisikan beberapa nubuat, yakni:
(1)   Hari Tuhan yang mendatangkan penghukuman.
(2)   Bangsa Israel bertobat dan Tuhan akan mengembalikan dari pembuangan.
(3)   Yerusalem akan dipulihkan dan Bait Allah akan dibangun kembali.
(4)   Sang Mesias akan datang dari keturuan Daud dan akan memegang pemerintahan yang kuat.
(5)   Akhir zaman akan datang kemudian.
Sama seperti Amos, Yeremia (650 sM) menubuatkan bahwa kedatangan Hari Tuhan itu ditandai dengan masa-masa kehancuran Yehuda/Yerusalem, yakni: masa pemerintahan Raja Yosia (621 sM), masa pemerintahan Raja Yoyakim (608-597 sM dan 598 sM), masa pemerintahan Raja Zedekia (597 sM-kematiannya). Walaupun Hari Tuhan datang sebabai hukuman, namun Yeremia tetap yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan Israel. Ia tetap memberikan semangat bahwa akan ada keselamatan yang sesuai dengan recana Allah. Pengharapan itu berdasarkan pada kebaikan, kesetiaan dan keadilan Allah. Bukan rencana Allah namun rencana Allah akan membawa dalam terang. Nubuat-nubuat yang disampaikan Yeremia mengandung empat komponen, yaitu:
(a). Dasar dari harapan adalah keyakinan atas kesetiaan dari kasih Allah (Yer. 29:5-9, 11).
(b). Keselamatan eskatologis itu berlaku bagi para buangan; jadi sisa bangsa Yehuda dipelihara Allah (Yer. 24:5-7, bnd. Yer. 3:11-13),
(c). Kota suci yang hancur akan dibangun kembali (Yer. 33:4-9),
(d). Datangnya keselamatan dari Tunas Daud (Yer. 23:5ff; 30:9, 21; 33:14-18),
(e). Janji perjanjian baru yang akan diikat YHWH dengan bangsa Israel (Yer. 31:31-34; 32:37-41).[8]
   Sehubungan dengan akan adanya harapan di dalam tunas Daud, Yeremia mengkategorikan sebagai berikut:
(a). Ia akan memerintah sebagai raja.
(b). Ia akan berlaku bijaksana; bahwa raja yang akan datang adalah raja yang takut akan Allah, yang berbeda dengan raja-raja masa itu (Yer. 10:21).
(c). Dia disebut sebagai keadilan yang memenuhi tugas sesuai dengan perintah ilahi.
(d) Ia akan melaksanakan teori dan praktik hukum serta keadilan di atas bumi.[9]
Para nabi menatap ke depan, kepada saatnya Allah Israel yang berulang-ulang memperdulikan umat-Nya dalam sejarah mereka. Akan mengindahkan mereka untuk menghukum orang fasik, melapaskan orang-orang benar dan untuk menyucikan bumi dari seluruh kejahatan. Hari Tuhan dengan ungkapan lain ”pada hari itu” mengartikan kepedulian Allah, dan lebih menekankan sifat kejadian itu daripada waktunya. Justru hari Tuhan berarti kepeduluan Allah yang sudah terjadi dalam sejarah (Amsal 5:18; Yoel 1:15) maupun kepedulian terakhir pada akhir zaman (yoel 3:14, 18; Zef 3:11, 16; Za 14:9). Pada hari yang terakhir Allah akan datang untuk mendirikan kerajaanNya. (Yesaya 2:2-4, Hosea 3:15).
Beberapa pribadi bersifat mesianis tampil dalam rangka pengharapan akan perjanjian lama seorang raja dari keturunan Daud (Yes 9:6-7), seorang hamba yang menderita (Yes 53), yang turun dari sorga (Dan 7:13-14) akan tetapi sering kali bahwa yang disangka datang itu adalah Allah sendiri untuk membebaskan umatNya (Yes 26:21; Mal 3:1-2).[10]
Menurut Mowinckel dalam buku Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama ia mengatakan Asal-usul gagasan adanya mesias dapat ditelusuri dengan gagasan raja yang Ilahi. Pengharapan mesias itu timbul karena pengalihan gambaran raja keturunan Daud yang ideal pada masa raja-raja masa yang akan mendatang. Para nabi makin jelas sslangsung. Didalam beberapa bagian Perjanjian Lama sering disebutkan bahwa dinasti Daud akan abadi, tanpa menyebut nama seorang putra Daud ( 2 Sam 7:12-17; Yer 33:17; Maz 88:4, 29; Maz 18:5).[11]
Pengharapan akan Mesias dalam perjanjian lama(khususnya deutro Yesaya) sangatlah besar bagi orang-orang buangan. Mereka-mereka berharap aka ada seorang yang diurapi untuk mengangkat nasib mereka dari pembuangan.Kekristenan menghubungkan eskatologi dengan Yesus dalam Parousia di mana Yesus datang dengan kuasa penghakimanNya.Hari itu dihubungkan dengan Mesias (Yes 4:2; 9:6-7; 11:1-2) Ia merupakan pemimpin yang besar seperti daud ( I Tawarik 17:11-14; Maz 72) dan melalui dia hari Tuhan akan datang dengan membawa penghukuman bagi bangsa-bangsa serta pembebasan bagi Israel (Mal 3:1).[12]Namun hal itu di dahului oleh tanda-tanda akhir zaman(Mat. 24). Dengan demikian orang-orang percaya menanti-menantikan peristiwa itu kapan datang.


2.3.  Dalam Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru eskatologi merupakan gagasan yang kompleks sekitar Kerajaan Allah dalam pengajaran Yesus, kedatangan Anak Manusia, parousia, dan keadaan yang akan terjadi pada zaman yang datang.[13]
Penekanan yang bersifat mesianis nampak jelas dalam penuturan Lukas tentang kelahiran Yesus, pada saat malaikat memberitahukan tentang Yesus bahwa Ia akan disebut Anak Allah Yang mahatinggi, yang akan menduduki takhta Daud dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan (Luk.1:32-33). Dalam nyanyian Zakaria Mesias di sebut sebagai tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu (Luk. 1:69). Untuk memperlihatkan hubungan Mesias dengan Kerajaan Allah, yang dimaksud Mesias adalah Anak Allah yang menyangkut masa depan. Hal ini lebih jelas kelihatan dalam perbandingan matius 26:28 dengan Markus 9:1. Matius mengungkapkan: Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya, sedangkan Markus menyatakan: Kerajaan Allah datang dengan segera. Aspek ganda dari kerajaan itu, menerangkan mengapa ucapan-ucapan tentang Anak Manusia menyangkut aspek masa kini dan menyangkut masa depan.[14]
Alkitab Perjanjian Baru menekankan bahwa Eskatologi adalah kerajaan Allah yang sudah dekat dan telah datang di tengah-tengah dunia melalui kehadiran Yesus. Di lain hal juga Perjanjian Baru memenyajikan eskatologi sebagai hari Tuhan(Parousia: kedatangan Yesus kali yang kedua) dengan demikian aka nada tanda-tanda yang mendahului peristiwa itu. Paulus dalam suratnya kerap kali menulis tentang akhir zaman dngan sebutan hari Tuhan, yang terus dipahami bahwa Allah yang memerintah.
Paulus menerima pandangan tentang kedatangan Kristus kedua kali sebagai peristiwa yang sudah dekat yang akan terjadi melalui beberapa peristiwa yang mendahului kedatangan Kristus. Dalam surat kiriman 1 Tes. 4:13 dst, tanda-tanda yang disebutkan menyertai kedatangan Kristus yang kedua kali dan tanda-tanda yang menyertai mempunyai bentuk apokaliptis yang jelas: suara yang keras, seruan penghulu malaikat, bunyi sangkakala dan awan-awan. Dalam Roma 11:25 dst, ia memandang ke depan pada apa yang disebut masuknya jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain yang merupakan batu loncatan yang menentukan keselamatan Israel.[15]



BAB III
ESKATOLOGI DALAM KITAB
DEUTRO YESAYA
3.1. Latar belakang

Pemberitaan dalam Deutero Yesaya tampaknya segera terwujud, sebab kemudian pada tahun 539 sM, Babel takluk kepada kekuasaan persia, peristiwa ini menjadi awal kemerdekaan seluruh bangsa jajahan, termasuk Yehuda. Pada tahun 538, keluarlah edikt Koresy, yaitu membiarkan kelompk Yahudi dan pembangunan kembali kebudayaan sekitar Palestina.Dengan demikian orang Yahudi juga diperbolehkan membangun kembali Bait Suci yang sudah hancur. Pada masa pemerintahan Persia wilayah Asia tergolong damai dan tanpa ada gejolak dan perlawanan, sebab Koresy sangat menghargai kebudayaan masyarakat setempat, meskipun hal tersebut ia lakukan demi kepentingan politis.
Bangsa Israel yang pulang ke kampung halamannya di Yerusalem berkisar 522 orang, kelompok yang kecil ini masuk ke kampung halamannya dan menemukan banyak perubahan.Kelompok ini masuk sebagai pendatang baru di wilayah sendiri, mereka hars mengalami tahun-tahun yang sulit pada awalnya, mereka harus memulai sebuah awal yang baik di wilayah asing, mereka mengalami kemiskinan sebab pencaharian yang kurang dan pertanian yang gagal (Hagai 1:9).
Pada masa itu, Samaria menganggap wilayah Yerusalem sebagai wilayah mereka dan pendatang baru itu seolah-olah diterima dengan baik sebab Samaria menerima imigran dengan baik.Dengan demikian terjadi pertentangan di antara pendatang itu yang menganggap dirinya sebagai Israel murni dan penduduk Yerusalem sebagai orang yang kotor (Hagai 2:10-14).
 Menurut tradisi secara universal baik orang Yahudi maupun orang Kristen, kitab Yesaya adalah hasil tulisan Yesaya secara keseluruhan, tetapi ada beberapa teolog yang mengatakan bahwa kitab Yesaya tidak ditulis oleh Yesaya secara keseluruhan. Melainkan hanya pasal 1-39 saja yang ditulis oleh Yesaya, yang lain adalah hasil tulisan dari seorang nabi yang lain, yang bersama orang yahudi di pembuangan. Dengan selengkapnya mereka menyebut orang tersebut sebagai Yesaya II atau deutro Yesaya dan Yesaya tiga atau Trito Yesaya.

3.2. Eskatologi Dalam Deutro Yesaya

Sekilas telah disinggung mengenai latar belakang kitab Yesaya dengan kepenulisannya sekarang bagaimana penulis kitab Yesaya(khusunya deutro Yesaya) menyajikan eskatologinya bagi para pembaca masa kini. Dalam tulisan ini tidaklah fokus akan penulisan kitab atau struktur kitab namun lebih memprioritaskan bagaimana keadaan eskatologi yang akan terjadi ataupun yang telah terjadi.
Baiklah kita mulai dari awal deutro Yesaya yang diawali pada pasal 40-55 yang umumnya telah dibagi dalam dunia teologi. Pada bagian pasal 40-48 merupakan harapan mesianis,  yang menyangkut harapan kebebasan yang dipermaklumkan oleh penulis Deutro Yesaya, dalam hal itu penulis Deutro Yesaya menyampaikan bahwa yang berkarya akan kebebasan dari pembuangan adlah Allah yang satu-satunya raja(Yes. 43&44). Deutro Yesaya juga sadar akan hal itu bahwa tidak dapat Allah datang sendiri maka pada pasal 45 dituliskan Allah memakai salah seorang raja di dunia yang akan membebaskan Israel, Allah sebagai pencipta menyerukan memlalui Yesaya; Israel kembalilah kepada Allah yang membeaskan kamu sekalian karena dewa yang kamu lihat di antara kamu tidaklah berdaya(Yes. 45:925; 46:1-13).
Dalam pebebasan ini, hamba Tuhan yang akan berkarya akan menanggung akibat di dunia sebagai hamba.[16]Berita eskatologi dari bagian kitab Yesaya ini merupakan pengharapan Mesianis, seorang yang diurapi menjadi raja yang memilliki kemampuan untuk mempertahankan keutuhan negerinya.Jadi eskatologi dalam kitab Deutro Yesaya merupakan kabar sukacita bagi kaum Israel yang di dalam pembuangan dan bagi kaum bangsa lain eskatologi merupakan berita kehancuran. Mungkinkah konsep eskatologi muncul ketika Israel berada dalam pembuangan? Menurut hemat penulis hal itu dapat diterima karena berita kehancuran(sebagaimana nabi-nabi yang lainya mengumandangkan penghakiman bagi Israel dan juga pada perjanjian Baru oleh Yesus dan juga pulus).
Eskatologi bagi penulis kitab Deutro Yesaya merupakan pembaruan bagi Sion(Yes. 49:8-26). Inilah yang dimaksud pada tulisan ini bahwa eskatologi lebih ke-gerakan pembaruan, sebagaimana Hoekema mengatakan(lih. Pada halaman 2, paragraf 3).
Dalam Ezra 1, peristiwa pembebasan Israel adalah berkat maklumat Koresy, raja Persia. Namun nabi menegaskan bahwa Allah dalam siding surgawi memaklumkan karya pembebasan Israel dari penderitaan dalam buangan di Babel.Mengenai siding surgawi[17] telah dikenal dalam dunia kuno dengan pengandaian bahwa Allah mempunyai istana kerajaan sebagai raja.Deskripsi yang hidup dalam Mazmur 82, I Raja-raja 22, dan Yesaya 6 yang di muat dalam Yesaya 40.Pembebasan Israel oleh Allah dipandang sebagai pembebasan pada keluaran.Nabi ditugaskan untuk memberikan penjelasan bagaimana kekuatan dari Allah yang membebaskan mereka.
Jadi menurut Deutro Yesaya harapan Israel akan keselamatan tidak hanya terletak pada pembebasan dari buangan(Yes.49:6), melainkan lebih ke penegakkan pemerintahan Yahweh(Yes. 52:7). Dengan demikian Deutro Yesaya menyebut keuniversalisme pengharapan akan keselamatan(Yes. 45:22; 49:6; 51:5).[18]

3.3. Hubungan Eskatologi dengan Pengharapan
       Orang Percaya
Harapan orang percaya dalam menyikapi akhir dari zaman ini tentunya sangatlah dalam. Dan apa hubungannya dengan eskatologi? Merupakan pertanyaan kebingungan, apakah yang diharapkan dengan akhir zaman?
Banyak orang percaya(seluruh agama/keyakinan) mengharapkan akan hari itu tiba maka mereka kiranya mendapat bagian dalam kesukaan. Hal ini didapatkan dari pengajaran-pengajaran agama yang diterima. Misalnya bagi orang Nias menaruh harapan kalau nanti hari penghakiman tiba mereka bisa selamat dan masuk surga, hal ini kerapkali di aplikasikan ketika hari akhir tahun Kristiani(fanőrő tődő wa’auri silőaetu) saat itulah orang Kristen Nias menyesali dan mengoreksi diri akan perjalanan hidupnya. Inilah pengharapan orang percaya pada umumnya kiranya mereka mendapat tempat di dalam kerajaan Allah.



BAB IV
PENUTUP

4.1.  Kesimplan
Setelah kajian di atas yag telah dibahas kini penulis menyimpulkan beberapa hal tentang eskatologi dalam Alkitab khususnya Deutro Yesaya. Sebelumya, penulis hendak mengungkapkan beberapa pendapat tentang ini antara lain:
a.       Memang eskatologi berbicara tentang akhir zaman, namun demikian dalam hal kitab Deutro Yesaya tidak ditegaskan bahwa akhir zaman yang dimaksud adalah penghancuran akan panet ini(sebagaimana perkembangan pemahaman selama ini).
b.      Dalam tulisan ini penulis kurang setuju dengan pendapat beberapa orang yang mengklaim bahwa eskatologi adalah penghakiman. Sebab dalam kitab Deutro Yesaya tidak menyatakan penghakiman melainkan pembebasan. Baiklah jika memang akhir zaman adalah penghakiman tetapi tidak pada eskatologi deutro Yesaya.
c.       Seperti halnya Hoekema  dalam tulisanya, eskatologi adalah gerakan pembaruan, baik dalam segi moral maupun hal lain.

4.1.Saran

Dalam tulisan ini, penulis memberikan beberapa saran,
a.       Mahasiswa: memahami Eskatologi di dalam Alkitab, pahamilah berdasarkan teks yang dibaca masing-masing kitab.
b.      Masyarakat awam: mendengarkan istilah Eskatologi atau akhir zaman bukanlah hal yang menakutkan.




DAFTAR PUSTAKA

Hoekema Anthony A., Alkitab dan Akhir Zaman,(Surabaya: Momentum, 2004)


Bullock,C. Hassell Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama,(Malang: Gandum Mas, 2002)

Bergant, Dianne CSA, Karis, Robert J, OFM Editor Tafsir Alkitab Perjanjian Lama(Yogyakarta: Kanisius, 2007)

Gutrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta; BPK. Gunung Mulia, 2001)

Syukur Diester, Dr. Nico, OFMTeologi Sistematika 2(Yogyakarta: Kanisius, 2009)


Bauckham, R. J. Hari Tuhan (Artikel); Dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, (Peny.                                                                                             (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2003)

Soedarmo, R. Ikthisar Dogmatika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006)

Siahaan,S.M. Pengharapan Mesias Dalam Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008

Browning, W.R.F. Kamus Alkitab (terj.) , (Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2007)

Wilson, William Old Testament Word Studies; The International Standard Bible Encyclopaedia vol. II ,(Peny. James Orr)  (Grand Rapids-Michigan: MWB. Eerdmans Publishing Co. Ltd.,  1980)

Encyclopaedia vol.





[1]Artikel Teologi, http://victordrpasaribu.blogspot.co.id/
[3] Anthony A. Hoekema, Alkitab dan Akhir Zaman,(Surabaya: Momentum, 2004), hal. 9
[4] C. Hassell Bullock, Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama,(Malang: Gandum Mas, 2002), hal. 200-210.
[5] William Wilson, Old Testament Word Studies; The International Standard Bible Encyclopaedia vol. II ,(Peny. James Orr)  (Grand Rapids-Michigan: MWB. Eerdmans Publishing Co. Ltd.,  1980), hlm. 977
[6] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab (terj.) , (Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2007), 132-133
[7] R. Soedarmo, Ikthisar Dogmatika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), hal. 254
[8] S.M. Siahaan, Pengharapan Mesias Dalam Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008. 27-30
[9] Ibid, hlm. 35
[10] R. J. Bauckham, Hari Tuhan (Artikel); Dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, (Peny.                                                                                             (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2003), hlm. 286
[11] S M. Siahaan, Op Cit, hlm. 24
[12]Ibid. hlm 346
[13] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta; BPK Gunung Mulia, 2007),  97
[14] Donald Gutrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta; BPK. Gunung Mulia, 2001),  33-34
[15] Donald gutrie, ,  148-150
[16]Dapat kitabaca pada pasal 49-55; bagaimana seorang hamba Tuhan bekerja dengan banyak cercahan yang harus diterimanya. Dan banyak para pemikir Teologi menghubungkan hal ini dengan karya Allah dalam diri Yesus ketika Ia disesah oleh orang banyak dan para pemuka agama.
[17]Dianne Bergant, CSA, Robert J, Karis, OFM Editor Tafsir Alkitab Perjanjian Lama(Yogyakarta: Kanisius, 2007)hal. 535
[18] Dr. Nico Syukur Diester, OFM Teologi Sistematika 2(Yogyakarta: Kanisius, 2009) hal. 140

Komentar

  1. 4 best merit casino in Nigeria with real money no deposit
    › judi-poker-ngo-n-n › 메리트카지노총판 judi-poker-ngo-n Mar 15, 2021 — septcasino Mar 15, 2021 The 바카라 사이트 top 10 best online casinos in Nigeria with a no deposit bonus. Signup now! https://www.online-casinos.com/.

    BalasHapus

Posting Komentar